Dinas PU: Jalan Ambrol Akibat Faktor Alam
Rochmanuddin14/12/2010 17:17
Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantah tak ada sosialisasi kepada warga terkait proyek penanggulangan banjir di Kali Siantar, Cideng, Jakarta Pusat. Peristiwa jalan amblas di Jalan Petojo VIJ diklaim akibat diskontinuitas atau ketidakseragaman kondisi tanah. Demikian diutarakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo dalam pertemuan dengan warga Cideng di Jakarta, Selasa (14/12).
Menurut Ery Basworo, peristiwa ambrolnya jalan lebih kepada faktor alam. Selain itu proyek penanggulangan banjir ini memerlukan kerelaan dari warga dalam hal perizinan pengerjaan.
Basworo menambahkan Dinas PU masih meneliti untuk memberikan solusi sementara. Antara lain mengembalikan urukan tanah agar seperti kondisi semula. Ia juga menyanggupi perbaikan jalan yang ambrol di Jalan Petojo VIJ Rukun Tetangga 002/Rukun Warga 006 secara berkesinambungan. "Tanah kerukan dikembalikan lagi untuk menahan yang retak, diisi dengan tanah yang baik. Setelah itu, diganti. Bisa sheet pile atau ground angker. Lalu baru dikeruk lagi."
Seperti diijelaskan, penanggulangan banjir dengan pembuatan saluran air di Thamrin sepanjang 350 meter ini sodetan aliran airnya melalui Kali Cideng bagian Selatan dan Utara, Rumah Sakit Tarakan hingga perumahan di Cideng. Pemprov DKI mengeluarkan anggaran dana hingga Rp 24 miliar, termasuk turabnya.
Lebih jauh Basworo menjelaskan, mengatasi genangan air di Thamrin merupakan program prioritas Pemprov DKI di 2010. "Pelaksanaannya memang demikian, kali Siantar, Cideng, harus dipasang tiang pancang dan digali," imbuh Basworo.(AIS)
Menurut Ery Basworo, peristiwa ambrolnya jalan lebih kepada faktor alam. Selain itu proyek penanggulangan banjir ini memerlukan kerelaan dari warga dalam hal perizinan pengerjaan.
Basworo menambahkan Dinas PU masih meneliti untuk memberikan solusi sementara. Antara lain mengembalikan urukan tanah agar seperti kondisi semula. Ia juga menyanggupi perbaikan jalan yang ambrol di Jalan Petojo VIJ Rukun Tetangga 002/Rukun Warga 006 secara berkesinambungan. "Tanah kerukan dikembalikan lagi untuk menahan yang retak, diisi dengan tanah yang baik. Setelah itu, diganti. Bisa sheet pile atau ground angker. Lalu baru dikeruk lagi."
Seperti diijelaskan, penanggulangan banjir dengan pembuatan saluran air di Thamrin sepanjang 350 meter ini sodetan aliran airnya melalui Kali Cideng bagian Selatan dan Utara, Rumah Sakit Tarakan hingga perumahan di Cideng. Pemprov DKI mengeluarkan anggaran dana hingga Rp 24 miliar, termasuk turabnya.
Lebih jauh Basworo menjelaskan, mengatasi genangan air di Thamrin merupakan program prioritas Pemprov DKI di 2010. "Pelaksanaannya memang demikian, kali Siantar, Cideng, harus dipasang tiang pancang dan digali," imbuh Basworo.(AIS)
